(uhhuuuhkk..*ninyuh kopi* ngelanjut nih...)
Oya. Ada satu cerita lucu. Sedikit out of topic, tapi anggaplah ini sebagai cerita sisipan. Menjelang pagi buta perjalanan kami kembali ke Kota Kembang–setelah acara Djakarta Artmosphere, kami menyempatkan untuk mampir di rest area tol Cipularang. Badan pegal ibarat habis dikeroyok preman pengkolan memang membuat kami ingin segera mendarat di Bandung saja. Apa daya, perut keroncongan ternyata tidak peduli dengan situasi dan kondisi.
Oya. Ada satu cerita lucu. Sedikit out of topic, tapi anggaplah ini sebagai cerita sisipan. Menjelang pagi buta perjalanan kami kembali ke Kota Kembang–setelah acara Djakarta Artmosphere, kami menyempatkan untuk mampir di rest area tol Cipularang. Badan pegal ibarat habis dikeroyok preman pengkolan memang membuat kami ingin segera mendarat di Bandung saja. Apa daya, perut keroncongan ternyata tidak peduli dengan situasi dan kondisi.
Pagi buta itu kami menyerbu sebuah restoran cepat saji di rest area tersebut. Gangster kami yang berjumlah sekitar 8 orang langsung mendatangi kasirnya. Lalu sedetik kemudian, “Maaf. Tinggal 1 potong sayap ayam saja yang tersisa.”, ujar si abang kasir dengan sangat polosnya.
Ajaib, baru kali ini saya tahu kalau restoran bermaskot Opa Jenggot dengan inisial KFC ini bisa juga kehabisan stok. Apa daya, muka kusut dan perut kami malam itu ternyata hanya berjodoh dengan kopi instan, soft drink dan tahu Sumedang di salah satu warung. Sungguhlah... Berangkat bak primadona, pulang bak Maradona. Sungguh. Haha.
Masih kuat bercengkerama dengan kata-kata saya? Masih dong. Yang sudah bosan, duh ... pura-pura masih kuat aja lah ya L
Setelah sukses wara-wiri dan membengkakkan kaki di Senayan, ajaib ..... Keesokan harinya saya sudah berada di tol Cipularang (lagi). Bukan, saya dan teman-teman Sarasvamily bukanlah seorang gila, yang saking fanatiknya rela kembali ke venue untuk mengais benda-benda memorabilia. Kali ini kami menuju Kota Goyang, Karawang! Ajaib macam apa lagi ini?
Singkat kata, singkat cerita, kami silaturahmi kilat ke rumah Teh Risa. Bertemu dengan Ambu Ida, pengisi part sinden di lagu Bilur, yang sempat mencekoki kami dengan fatwa,
“Kuliah dan kerja jangan sampai mengganggu main!”.
Bahkan juga bercanda sejenak dengan anjing peliharaannya yang bermuka preman, namun takut ketinggian.
Luar binasa!
Mendaki gunung lewati lembah susuri bukit kapur (tenang, kami masih Sarasvamily, bukan Ninja Hatori..), sampailah kami ke sebuah air terjun bernama Cigentis. Bagi saya ini ajaib. Selain karena lutut saya yang baru saja cedera dan membuat saya malas berjalan jauh, apalagi menanjak dan berbatu, sejujurnya saya kurang hobi berwisata ke tempat semacam itu. Gunung, pantai, air terjun dan semacamnya. Bahkan terakhir kali saya menyinggahi tempat semacam itu kira-kira tiga tahun lalu. Itupun karena acara camping agenda rutin kampus. Yang kalau tidak saya ikuti, saya terancam diabaikan sepanjang masa perkuliahan oleh senior-senior saya.
Ternyata main ke air terjun itu .......... seru! Bagi kalian yang berjiwa pecinta alam semenjak orok mungkin saya norak. Tapi bagi saya, serius, ini seru. Mencapai air terjun dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1 jam. Dengan kondisi jalan yang berliku-liku, hingga membuat kami berhalusinasi. “Ayo semangat! Kurang dua belokan lagi!”. Dua belokan dalam kasus ini ternyata sekitar dua-belas atau bahkan dua-puluh belokan yang diselingi dengan tanjakan. Dua belokan dari mana? Dari Senegal? Atau Pluto? Ajaibnya, kami percaya, dan kami tetap bersemangat membara.
Dengan diiringi keringat bercucuran dan kalori yang terbakar, kami sampai di lokasi air terjun. Basah kuyup berendam di air terjun, hahahihi, dan tak ketinggalan, foto-fotoan! Hore! Hore..
Juga untuk penyambutan oleh bau wangi bunga yang entah darimana asalnya. Dan ketika perjalanan pulang meninggalkan lokasi air terjun, diiringi dengan panggilan “Neng!!” yang entah dari siapa dan dari mana suara itu berasal..??. Sepertinya hanya saya, seorang Sarasvamily dan Tuhan saja yang mendengar. Tuhan, ‘ajaib’ yang satu ini sungguhlah keterlaluan..
Sebenarnya masih banyak ajaib-ajaib lain. Misalnya mention-mention lucu, seru dan terkadang menyeramkan dari followers. Sepertinya hanya di Sarasvamily, ada penggemar yang berniat mengantarkan semur jengkol untuk idolanya. Atau mereka yang mendadak menulis tweet bersambung tentang pengalaman gaib yang dialaminya. Untuk yang satu ini, tolonglah jangan menganggap kami (admin) se-sakti mandraguna Nyonya Risa.
Baiklah. Berhubung saya belum juga mendapatkan sponsor tukang pijit jari-jari, jadi sebaiknya tulisan ini segera disudahi. Bertemu teman-teman baru, melakukan hal-hal baru, dan segenap hal-hal unik, lucu dan haru lainnya. Sudah lebih dari cukup rasanya untuk menguatkan premis bahwa Sarasvamily itu ajaib. Ya, setidaknya bagi saya. Entahlah menurut kalian bagaimana..??
titikduabintang,
Mintje (sebut saja begitu)
MIMIIIINNN CERITA YANG LAIN MIIIINNNN GA SABAR MIIINN AAAAAKKK *teriak pake toa mesjid* *dilempar sendal
ReplyDeletesabar ya, ini lagi meditasi dulu :D
ReplyDelete